gaya gw

gaya gw

Sabtu, 15 April 2017

Pertama Kali ke Luar Negeri, Coba ke Malaysia

Perjalanan pertama kali keluar negeri merupakan hal yang tidak pernah bisa dilupakan, banyak hal-hal lucu, seru dan konyol yang dilalui. Momen-momen seperti ini tidak akan pernah terulang dua kali dan akan selalu tersimpan sebagai kenangan yang akan selalu ada dalam ingatan 💗💗👄👄.

Itenary Malaysia
Hari Pertama 7 November 2016
10.55 WIB terbang dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur dengan pesawat Air Asia AK 432 dengan harga tiket PP untuk 2 orang 1.315.000 rupiah.
setelah lebih kurang 1 jam perjalanan sampai juga di KLIA2 pukul 12.45 waktu Malaysia. Sebelum keluar imigrasi, kami mampir di counter simcard dan membeli 1 buah simcard digi, hal ini sangat ngebantu untuk ngaktifin google map selama di perjalanan.

Perjalanan di counter imigrasi merupakan hal yang cukup menegangkan, namanya juga pertama kali dan bahasa inggris yang pas-pasan. Finally suami saya yang pertama dihadapkan dengan petugas imigrasi (sewaktu di bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, petugas counter Air Asia memberikan suami saya print kertas tanggal keluar dari Malaysia, hal ini dimungkinkan karena paspornya yang baru dibuat sebulan sebelum berangkat sehingga untuk menghindari pemeriksaan di imigrasi yang lebih lama), petugas imigrasi Malaysia hanya bertanya mau ngapain di Malaysia, suami saya menjawab honeymoon, setelah itu ditanya kapan balik, suami saya memberikan kertas yang telah di print di Pekanbaru sebelumnya, sehingga dapatlah cap untuk pertama kalinya dengan mulus tanpa halangan apapun. Ketika giliran saya, petugas imigrasinya hanya bertanya, sama dengan yang tadi ya (sambil menunjuk ke arah suami yang masih nungguin saya), saya jawab iya dan Alhamdulillah dapat juga cap imigrasi negara pertama di paspor tanpa diawali banyak drama.

Tiket KLIA ekspress
Sesampainya di KLIA2 mulai bingung mau menggunakan apa ke KL sentral, sempat terpikir untuk menggunakan bus. Namun karena luasnya bandara KLIA2 dan  untuk orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Kuala Lumpur tentu saja hal ini sangat membingungkan.

Setelah muterin bandara dan tanya sana sini kami masih belum menemukan juga counter bus menuju ke KL sentral. Akhirnya mata kami tertuju pada papan pemesanan KLIA ekspress. Karena sudah kecapekan dan ingin cepat-cepat mencari hotel yang telah kami pesan sebelumnya kami memutuskan menggunakan KLIA ekspress.

Suasana di dalam KLIA ekspress

Perjalanan dari KLIA2 menuju KL sentral kami menggunakan KLIA ekspress dipatok dengan harga 55 RM untuk 1 orang, harga yang cukup mahal namun sebanding dengan jarak yang ditempuh yaitu 30 menit saja untuk sampai di KL sentral.

Selama di perjalanan kami melihat-lihat pemandangan yang ada di kiri kanan jalan, walaupun yang terlihat hanyalah hamparan kebun sawit saja.

Sempat juga berselfie dengan latar suasana di KL ekspress (abaikan muka yang masih kusut karena belum sempat merapikan diri, LOL).

Sesampainya di KL Sentral, kami mencari papan penunjuk arah tempat untuk naik monorail karena tujuan kami selanjutnya adalah Bukit Bintang. Penunjuk arah yang jelas membuat kami tidak kesulitan untuk menemukan stasiun monorail ini berada. Kebingungan mulai terjadi disini, kami tidak mengerti bagaimana cara memesan tiket monorail menggunakan mesin yang di sediakan di setiap stasiun. Akhirnya kami meminta tolong pada 3 orang wanita yang sedang memesan tiket mereka untuk memesankan kami 2 tiket ke Bukit Bintang, tentu saja sambil kami perhatikan bagaimana cara mereka memesan tiket menggunakan mesin tersebut. Kebingungan selanjutnya terjadi lagi, kami bingung meletakkan koin di mesin untuk membuka palang menuju ruang tunggu, setelah koin dibolak balik dan masih tidak terbuka juga, akhirnya ada salah satu kakak cantik yang menolong kami beliau orang Medan namun suaminya tinggal di KL, dia mengajari kami cara meletakkan koinnya. Usut punya usut wajar saja mesin di tempat kami tidak mau terbuka palangnya, karena memang tidak bisa digunakan, hadehhhh 😓😓😂😂😢😢.

Karena tujuan kakak cantik itu juga ke Bukit Bintang akhirnya kami mengikuti beliau sambil berbincang-bincang, tak terasa sampailah monorail di stasiun Bukit Bintang dan kami berpisah disini. Sebelumnya kami sudah menanyakan hotel tempat kami menginap, tetapi kakak ini belum pernah mendengarnya.

Bukit Bintang menjadi tujuan kami dikarenakan kami telah memesan untuk satu malam City Comfort Hotel Bukit Bintang dengan harga 360.000 rupiah melalui Traveloka, karena ada embel-embel nama Bukit Bintangnya tentu saja perkiraan kami ini hotel tidak akan jauh dari stasiun Bukit Bintang.

Kita bertanya dengan orang-orang di sekitar stasiun Bukit Bintang, tidak ada juga yang mengetahui nama hotel tersebut, setelah muter-muter tidak jelas kita buka google map dan bertanya kembali jalan yang akan dilewati. Sebelumnya kita mampir dulu di 7-Eleven untuk membeli air mineral, roti serta bihun untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan.

Bermodalkan google maps dan bertanya pada orang-orang di sekitar akhirnya kita bisa menemukan juga Hotel City Comfort ini, tentunya setelah berjalan kaki cukup jauh. Tempatnya yang agak masuk dan kurang strategis membuat hotel ini wajar susah ditemukan. Seharusnya kita juga berhenti di stasiun Imbi yang merupakan stasiun sebelum Bukit Bintang sehingga kita tidak terlalu jauh untuk menemukan hotel ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 ketika kita sampai di hotel ini, membuat kita ingin cepat-cepat beristirahat dan merebahkan badan di dalam kamar. Surprise sekali mendapatkan kamar yang bagus dan seperti masih baru, kasur yang empuk, kamar mandi yang mengesankan membuat kita tertidur dengan nyenyak sampai dengan waktu mendekati magrib.

Pukul 19.30 perut mulai keroncongan, buka google maps dan mencari lokasi alor street, ya kami punya planning untuk makan malam disana. Akhirnya dengan berjalan kaki sampai juga kita di lokasi alor street ini. Bingung mau makan dimana dikarenakan penjualnya yang merupakan orang-orang cina, jadi kita agak meragukan kehalalan makanannya. Akhirnya kita mampir ke salah satu kedai, yang paling banyak orang berjilbab yang makan disana (hal ini tidak bisa menjamin sih tapi bismillah aja). Kita memesan kerang, cumi dan ice lemon, kalau ditanya rasanya untuk di lidah saya kurang cocok ya mungkin karena makanan yang terlalu asam pokoknya masih lebih enak sup kerang di salah satu pecel lele di Palembang #ehhh 😁😁😁😁😁.

Makan Malam di Alor street

Makanan yang di pesan
Suasana di Alor street
Kita tidak nongkrong berlama-lama di alor street karena tempatnya yang rame banget membuat agak kurang nyaman untuk menikmati makanan disana. 

Makan malam sudah, selanjutnya kita menghabiskan waktu menelusuri sepanjang alor street ini, memang banyak sekali kedai-kedai makanan yang berjajar disana dengan berbagai macam makanan yang dijajakan mulai dari makanan berat hingga makanan ringan, dengan berbagai macam tingkah pola penjual yang memanggil setiap turis yang lewat agar mau mampir ke kedai mereka.

Puas berjalan menelusuri alor street waktu masih belum terlalu malam untuk balik ke hotel. Karena baterai hp udah low dan senjata andalan kita hanyalah google maps maka kita sempatkan untuk membeli power bank di salah satu toko yang berada di ujung jalan alor ini.

Ketika hp aktif kembali kita mulai mencari lokasi twin tower dan akses dari alor street ini. Karena masih bingung dan waktu juga belum terlalu malam kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju menara petronas ini. Lumayan lama kami berkeliling untuk menemukan lokasi menara petronas ini, tapi karena ingin menikmati KL dengan berjalan kaki kami tetap semangat.

Suasana di jalan sebelum sampai ke menara Petronas
Finally setelah berjalan kaki cukup lama (lebih 30 menit) sampailah kami di icon negara Malaysia ini, Menara Petronas *prok prok prok 👍👍👍.

Yeeee kesampaian juga berfoto disni
Puas berfoto-foto di menara Petronas ini, saatnya pulang ke hotel. Kembali kami membuka senjata andalan kami *jeng jeng jeng google maps 😜😜😜. Ternyata dari menara petronas ini ke city comfort hotel membutuhkan waktu 30 menit berjalan kaki. Kami memutuskan berjalan kaki menuju hotel, dengan kaki yang mulai gempor dan pada kenyataannya kami menghabiskan waktu lebih dari 30 menit untuk sampai di hotel (plus nyasarnya). Akhirnya sampailah kita di hotel ini (nb: di sekitaran hotel kalau malam banyak anjing). Saatnya istirahat dan selesailah perjalanan kita hari pertama di Kuala Lumpur.


*To be continue...